Mengenal Cara Budidaya Tanaman Teh (2) | Kebunku
Penanaman
Jarak tanam
Jarak tanam antar barisan flora minimal 120 cm, sedangkan pada barisan bervariasi antara 60-90 cm, tergantung kemiringan huma. Secara generik anjuran jarak tanam merupakan sbb:
Kemiringan lahan | Jarak tanam (cm) | Jumlah tanaman/ha | Bentuk barisan |
datar sampai 15 % kemiringan 15 - 30 % kemiringan > 30 % sampai batas tertentu | 120 x 90 120 x 75 120 x 60 120 x 60 x 60 | 9.260 11.110 13.888 18.500 | baris tunggal lurus baris tunggal lurus mengikuti kontur baris berganda |
Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan 1-dua minggu sebelum penanaman. Lubang tanam dibuat tepat ditengah-tengah diantara 2 ajir, dengan ukuran: buat bibit stum asal biji 30 x 30 x 40 centimeter; buat bibit berasal setek 20 x 20 x 40 centimeter.
Penanaman teh
Sebelum penanaman lubang diberi pupuk dasar terdiri dari 11 g urea + 5 g TSP + 5 g KCl per lubang tanam.Bila pH terlalu tinggi (> 6,0) perlu ditambahkan belerang murni sebanyak 10-15 g per lubang tanam.Penanaman bibit dilakukan ditengah-tengah lubang tanam, kemudin ditimbun dengan tanah sampai leher akar dan diratakan.
Penanaman tumbuhan pelindung
Penanaman teh pada dataran rendah membutuhkan tanaman pelindung. Tanaman pelindung terdiri menurut:
(a) tanaman pelindug sementara (biasanya jenis Crotolaria sp. atau Tephrosia ap., ditanam setelah atau bersamaan dengan tanaman teh dengan cara menebarkan bijinya sebanyak 8-10 kg di antara barisan tanaman dengan selang 2 baris.
(b) tanaman pelindung tetap (Albizia falcata, A. sumatrana, Leucaena glagrata, L. glauca, Erithrina subumbrans, Deris microphyla, Gliricidia maculata, Acacia decurens, atau Gravilea robusta), ditanam satu tahun sebelum tanaman teh sehingga sudah isa berfungsi setelah tanama teh berumur dua tahun.
Manfaat pohon pelindung: (a) mengurangi atau mencegah hilangnya bahan organik tanah; (b) meningkatka bahan organik tanah; (c) membantu memperkaya kandungan nitrogen tanah; (d) mempertahankan kelembaban udara & kelembaban tanah; (e) menstabilka syarat lingkungan (mikroklimat); (f) berfungsi menjadi hambatan angin; mencegah erosi; (g) perakarannya dapat memperbiki struktur tanah.
Dampak negatif pohon pelindung: (a) terjadi persaingan pada penerimaan sinar surya serta pengambilan hara & air; (b) bisa menjadi inang hama & penyaki.
Kriteria pohon pelindung: (a) tahan terhadap hama dan peyakit sehingga tidak menjai asal infeksi; (b) tahan terhadap pemangkasan; (c) bermahkota baik & cocok, berdaun relatif mini , pertumbuhan lambat, berakar dalam.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan Tanaman Balum Menghasilkan (TBM)
Tanaman belum menghasila (TBM) merupakan tumbuhan teh yang masih muda, berumur pada bawah dua tahun dan belum diambil produksinya. Tujuan pemeliharaan TBM adalah membentuk flora yg berpotensi produksi tinggi menggunakan masa non produktif pendek & porto rendah. Pemeliharaan TBM mencakup pemeliharaan rorak, penyulaman, pengelolaan flora pelindung, dan pembentukan bidang petik.
Pemeliharaan rorak
Rorak dibentuk setelah selesai penanaman pada antara dua-3 baris tanaman secara huntu kala (zigzag) dengan berukuran panjang dua m, lebar 40 centimeter, dan pada 60 cm. Fungsi rorak buat memotong genre air pada demam isu hujan & sebagai kantong-kantong peresapan air. Rorak dikuras minimal 3 kali dalam setahun, & dipertahankan selama masa TBM.
Penyulaman
Kegiatan penyulaman dilakukan buat membarui flora yg meninggal menggunakan tumbuhan baru berdasarkan klon yang sama. Penyulaman dimulai dua minggu selesainya tanam hingga 2 bulan sebelum isu terkini kemarau, dilakukan samapi flora berumur dua tahun.
Pemberian mulsa
Pemberian mulsa dilakukan menggunakan tujuan: menunda erosi dampak air hujan; menekan pertumbuhan gulma; menekan penguapan tanah; menstabilkan suhu permukaan tanah; menambah bahan organik anah. Bahan mulsa sanggup berupa sisa pangkasan, rumput guatemala, jerami, dsb. Pemberian mulsa dilakukan dengan cara menghamparkan bahan mulsa setebal 3-5 centimeter, merata di seluruh permukaan tanah (? 20 ton bahan segar/ha)
Pengelolaan flora pelindung ad interim
Tanaman pelindung sementara perlu dipangkas setiap 6 bulan dalam musim hujan. Sisa pangkasan dihamparkan menjadi mulsa pada sekitar tumbuhan teh. Tanaman pelindung sementara dipertahankan sampai masa TBM berakhit.
Pembentukan bidang petik
Pembentukan bidang petik adalah perlakuan kultur teknik terhadap TBM dngan tujuan untuk membentuk perdu dengan percabangan (frame) yang ideal dengan bidang petik yang luas agar dapat menghasilkan pucuk yang sebanyak-banyaknya dalam waktu yang secepat-cepatnya. Pembentukan bidang petik bisa dilakukan dengan cara pemangkasan (centering), perundukan (bending) atau kombinasinya (centering-bending)
1) Cara pemangkasan (centering)
Pembentukan bidang peting menggunakan cara pemangkasan dilakukan sbb:
Untuk tanaman yang berasal dari biji konvensional: satu bulan sebelum dipindahkan ke lapangan, bibit yang ada di pembibitan dipangkas setinggi 10-15 cm (disebut juga pangkasan indung); setelah tanaman berumu 1-1,5 tahun di lapangan, dilakukan pemangkasan pada ketinggian 30 cm dari permukaan tanah (pangkasan bentuk I); pada umur 2-2,5 tahun, dilakukan pemangkasan selektif (selective cut cross) pada ketinggian 45 cm dari permukaan tanah; pada umur 3-4 bulan setelah pemangkasan selektif dilakukan jendangan (tipping) pada ketinggian 15-20 cm dari pangkasan, atau 60-65 cm dari permukaan tanah.
Untuk tanaman asal setek atau tanaman asal biji dalam poibag: setelah tanaman berumur 3-4 bulan di lapangan, batang utama dipotong (centering I) pada ketinggian 15-20 cm dari tanah dengan meninggalkan 5 helai daun; setelah cabang baru tumbuh setinggi 50-60 cm (6-9 bulan setelah centering) cabang yang tumbuh ke atas di potong pada ketinggian 30 cm dari permukaan tanah; jika percabangan telah tumbuh mencapai 60-70 cm (3-4 bulan setelah centering II) dilakukan pemangkasan selektif pada ketinggian 45 cm dari tanah; tiga sampai empat bulan setelah pemangkasan selektif dilakukan jendangan pada ketinggian 60-65 cm dari tanah.
Keuntungan: pekerjaan mudah dilakukan dan biaya lebih murah.
Kelemahan: tanaman usang dapat menutup tanah; porto pemeliharaan (penyiangan) tinggi; perakaran tumbuhan mengalami gangguan.
2) Cara perundukan (bending)
Bending adalah suatu cara pemangkasan bidang petik yang dilakukan menggunakan cara melengkungkan batang primer & cabang-cabang sekunder tanpa mengurangi bagian-bagian tumbuhan.
Pelaksanaan bending dilakukan sebagai berikut: setelah bibit dipindah ke lapangandan memperlihatkan kegiatan pertumbuhan (umur 4-6 bulan), batang utama dilengkungkan/ dirundukkan membentuk sudut 45o dengan permukaan tanah, dan pucuk peko dipotong; enam bulan setelah bending I dan tunas sekunder telah mencapai 40-50 cm, dilakukan bending II dengan arah menyebar ke segala arah; tunas yang tumbuh kuat ke atas setelah bending II dipotong setinggi 30 cm, sedangkan yang lainnya dibiarkan mencapai ketinggian 60-70 cm kemudian dilakukan pemangkasan selektif (6-9 bulan setelah bending II) pada ketinggian 45 cm dari tanah; tiga sampai empat bulan setelah pemangkasan selektif dilakukan jendangan pada ketinggian 60-65 cm dari tanah, atau 20-25 cm dari bekas pangkasan.
Keuntungan cara bending: bentuk rangka perdu (framea) sudah diaturlebih awal sehingga pertumbuhan tajuk akan penuh & melebar; bentuk frame lebih rendah & cepat menutup tanah; produksi akan lebih tinggi dibandingkan dengan cara centering.
Kelemahan: memerlukan biaya dan energi yang akbar; penyiangan agak sulit; hanya baik buat dtaran tinggi/sedang, kurang baik buat dataran rendah (bisa terjangkit kanker batang); mmerlukan keterampilan spesifik dan pengawasan yang ketat; ekuilibrium kadar air mudah terganggu (terutama trend kemarau pada dataran rendah).
(3) Kombinasi centering-bending
Pembentukan bidang petik diawali menggunakan cara memangkas batang utama & dilanjutkan dengan cara bending.
Pelaksanaan centering-bending dilakukan sebagai berikut: bila tanaman telah menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan (umur 3-4 bulan setelah tanam) batang utama dipangkas pada ketinggian 15-20 cm dari tanah dengan meninggalkan minimal 5 helai daun; tunas sekunder yang tumbuh dibiarkan sampai mencapai panjang 40-50 cm (6-7 bulan setelah centering), kemudian dilengkungkan ke segala arah dengan seimbang; bila tunas baru telah tumbuh sepanjang 60-70 cm (6-9 bulan setelah bending) dilakukan pangkasan selektif pada ketinggian 45 cm dari tanah; Jendangan dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah pangkasan selektif pada ketinggian 60-65 cm dari tanah.
Keuntungan: pekerjaan mudah dilakukan; kerangka perdu sudah terbentu sejak awal; taraf kesalahan mending lebih mini
Kelemahan: sebagian flora terbuang dampak centering; dalam tahap awal penyiangan agak sulit; nir bisa menutup tanah dengan cepat sehingga tidak dianjurkan pada dataran rendah.
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
Pemangkasan
Tujuan pemangkasan pada tanaman teh: mengusahakan pertumbuhan/perkembangan flora teh permanen pada fase vegetatif; mengusakan supaya perdu (bidang petik) tetap rendah sehingga pemetikan bisa dilakukan menggunakan mudah; membangun bidang petik (frame) seluas mungkin; merangsang petumbuhan tunas-tunas baru sebagai akibatnya mampu menghasilkan pucuk sebesar mungkin; mempermuda dan memperbaiki bentuk frame; membuang cabang-cabang yang nir dikehendaki yg merusak pertumbuhan tunas baru; membantu mengurangi biaya pengendalian hama & penyakit; mengatur fluktuasi produksi harian dalam masa flush dan masa kering (buat perkebunan).
Jenis pangkasan
(1) Pangkasan indung
adalah pangkasan pertama dalam bahan flora asal biji berupa stum dalam ketinggian 10-20 centimeter berdasarkan permukaan tanah yg dilakukan 2 minggu sebelum bibit dipindahkan ke lapangan.
(2) Pangkasan bentuk
adalah pangkasan yang dilakukan dalam tumbuhan muda umur 1,5-2,lima tahun pada ketinggian 30-40 cm dari permukaan tanah menggunakan maksud membentuk frame yang melebar dan berbentuk baik.
(tiga) Pangkasan kepris
merupakan pangkasan dengan bidang potong rata seperti meja dalam ketinggian 60-70 centimeter dari permukaan tanah, tanpa melakukan pencucian/pembuangan ranting.
(4) Pangkasan higienis
merupakan pangkasan yg dilakukan dalam ketinggian 45-60 cm pada syarat flora yang sehat, menggunakan bidang potong yg homogen dan bagian tengah relatif rendah (ngamangkok) dan membuang semua ranting kecil berukuran kurang berdasarkan 1 cm.
(5) Pangkasan ajir/jambul
adalah pangkasan bersih menggunakan meninggalkan dua cabang yang berdaun disisi perdu (ajir/jambul) menggunakan jumlah daun 50-100 lbr, biasanya dilakukan dalam tumbuhan muda asal setek atau pangkasan dimusim kering pada dataran rendah, pembuangan jambul dilakukan menjelang dijendang.
(6) Pangkasan tengah higienis
merupakan pangkasan yg dilakukan pada ketinggian 45-65 centimeter, menggunakan membuang ranting-ranting mini yang kurang berdasarkan 1 cm yg berada pada tengah perdu.
(7) Pangkasan dalam
merupakan pangkasan pada ketinggian 40 centimeter dengan maksud memperbaiki atau memperbaharui frame yang kurang baik.
(8) Pangkasan leher akar
merupakan pangkasan yang dilakukan dalam ketinggian 10 cm (pada leher akar) dengan maksud memperbaiki frame yang rusak, umumnya pada pelaksanaan rejuvinasi atau replanting.
Waktu pemangkasan
Waktu yg sempurna buat melakukan pemangkasan dipengaruhinoleh beberapa faktor diantaranya kondisi tumbuhan (khususnya kandungan pati di akar), iklim dan tinggi temapt berdasarkan bagian atas laut.Saat pemangkasan yang tepat yaitu apabila produksi homogen-homogen sudah di bawah produksi homogen-homogen satu daur pangkasDi P. Jawa pemangkasan umumnya dilakukan pada bulan Februari-Mei dan September-Novembar.
Daur potong
Daur (siklus/giliran) pangkas adalah jangka waktu antara pemangkasan yang terdahulu dengan pemangkasan berikutnya.Pemangkasan dilakukan apabila bidang petik sudah terlalu tinggi (> 125 cm) sehingga sulit dijangkau oleh pemetik.Kenaikan bidang petik setiap tahun berkisar antara 10-15 cm tergantung kepada beberapa faktor antara lain: kecepatan pertumbuhan, sistem petik, dan tinggi tempat dari permukaan laut.Panjang pendeknya daur pangkas dipengaruhi oleh:
(a) Tinggi tempat dari permukaan laut.
Makin tinggi tempat dari permukaan laut, pertumbuhan tanaman makin lambat sehingga daur pangkas makin panjang: daerah rendah (< 800 m) daur pangkas 2-tiga tahun; daerah sedang (800-1200 m) daur pangkas 3-4 tahun; daerah tinggi (> 1200 m) daur pangkas 4-5 tahun.
(b) Sistem petik
Petikan berat dengan daur petik pendek menyebabkan kenaikan bidang petik lebih lambat dibandingkan menggunakan petikan ringan menggunakan siklus petik panjang, sebagai akibatnya daur potong sebagai panjang.
(c) Kesuburan tanah dan pengelolaan tumbuhan
Makin subur tanah & makin baik pengelolaan suatu kebun, pertumbuhan tanaman semakin cepat.
(d) Tinggi pangkasan sebelumnya
Makin tinggi pangkasan yg dilakukan, makin pendek siklus potong berikutnya.
Cara pemangkasan
Cara pemangkasan dilakukan sebagai berikut: cabang/ranting yang besarnya lebih kecil dari ibu jari (< 2 cm) dipangkas dengan menggunakan gaet, sedangkan yang lebih besar dipangkas dengan menggunakan gergaji; batang/ranting/cabang yang telah dipotong tidak boleh pecah atau rusak; untuk menentukan tinggi pangkasan digunakan alat pengukur tinggi pangkasan; luka pangkas pada batang/cabang/ranting harus rata membentuk sudut 45o menghadap ke dalam perdu; bidang pangkas harus sejajar dengan permukaan tanah; pemangkasan dilakukan dari kedua sisi perdu sesuai dengan barisan tanaman; untuk satu blok hendaknya dipangkas pada bulan yang sama; sisa pangkasan ditutupkan pada perdu selama 3-5 hari untuk mengurangi sengatan matahari.
Gosok lumut
Agar tidak mengganggu pertumbuhan tunas maka lumut & tanaman paku-pakuan yg tumbuh pada cabang perdu perlu dibersihkan.Pembersihan lumut dilakukan satu minggu sesudah pemangkasan menggunakan menggunakan sapu.
Pemupukan
Pemupukan adalah upaya memberikan unsur hara ke dalam tanah dalam jumlah yang cukup sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan harus dilakukan tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, dan tepat jenis. Dosis pemupukan untuk TBM (kg/ha/th, diaplikasikan 5-6 kali) adalah sbb:
Kadar bahan organik topsoil | Umur | Andisol/regosil | Latosol/Podsolik | ||||||
N | P2O5 | K2O | MgO | N | P2O5 | K2O | MgO | ||
< 5% | 1 tahun | 100 | 60 | 40 | - | 100 | 50 | 50 | - |
dua tahun
150
60
40
20
150
75
75
40
tiga tahun
200
75
50
30
175
75
75
40
5-8%
1 tahun
80
50
30
-
80
40
40
-
dua tahun
120
50
30
20
120
60
60
30
tiga tahun
150
60
50
30
160
60
60
30
> 8%
1 tahun
70
50
20
-
70
30
30
-
dua tahun
100
50
30
20
110
50
50
25
tiga tahun
130
60
40
20
140
50
50
25
Dosis pemupukan untuk TM (kg/ha/th) dengan target produksi 2000 kg teh kering/ha/tahun adalah sbb:
Hara | Dosis optimal | Jenis pupuk | Aplikasi/tahun |
N | 250-350 | Urea, ZA | 3-4 kali |
P2O5 | 60-120 (andisol/regosol) | TSP, SP36 | 1-2 kali |
15-40 (latosiol/podsolik)
TSP, SP36
1-2 kali
K2O
60-180
MOP, ZK
dua-tiga kali
MgO
30-75
Kieserit
dua-tiga kali
ZnO
lima-10
Sengsulfat
7-10ali
Waktu pemupukan yg baik adalah dalam kondisi curah hujan antara 60-120 mm/minggu. Pupuk diletakkan pada daerah perakaran dalam jeda 30-40 cm berdasarkan perdu pada kedalaman 10-15 centimeter. Pupuk diletakan dalam rorak (buat tanah miring), garitan keliling (dalam TBM) atau ditabur (pada tanah datar/landai atau kebun yg sudah menutup).
Upaya mempertinggi efisiensi pupuk dilakukan dengan: memperbesar daya sangga tanah menggunakan cara menaikkan bahan organik, penutup tanah menggunakan mulasa, dan pencegahan erosi; memperbesar perlindungan tanaman dengan cara menanam pohon pelindung.
Artikel selanjutnya Klik disini
Posted in: Budidaya Teh
0 Response to "Mengenal Cara Budidaya Tanaman Teh (2) | Kebunku"
Posting Komentar