Mengenal Cara Budidaya Tanaman Teh (3) | Kebunku

Pemetikan

Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tumbuhan teh yang memenuhi syarat-syarat pemetikan. Pemetikan juga adalah bisnis buat membentuk kondisi tumbuhan agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan.

Jenis pemetikan yg dilakukan selama satu siklus pangkas terdiri berdasarkan pemetikan jendangan dan pemetikan produksi

(1) Pemetikan jendangan

Pemetikan yg dilakukan pada termin awal sehabis tumbuhan dipangkas buat membangun bidang petik yang lebar & homogen menggunakan ketebalan daun pemeliharaan yang cukup, agar flora mempunyai potensi produksi yg tinggi.

Tinggi bidang petik jendangan menurut bidang pangkasan tergantung dalam tinggi rendahnya pangkasan:

-   pangkasan 40-45 cm, tinggi jendangan 20-25 cm;

-   pangkasan 45-50 cm, tinggi jendangan 15-20 cm;

-   pangkasan 50-55 cm, tinggi jendangan 15-20 cm;

-   pangkasan 55-60 cm, tinggi jendangan 10-15 cm;

-   pangkasan 60-65 cm, tinggi jendangan 10-15 cm.

Pemetikan jendangan sanggup dimulai jika 60 lima area sudah memenuhi kondisi untuk dijendang.

Pemetikan jendangan tidak boleh/dianggap relatif bila tunas sekunder sudah dipetik dan bidang petik sudah melebar menggunakan ketebalan daun pemeliharaan sudah relatif (umumnya 6-10 kali).

(2) Pemetikan produksi

Pemetikan produksi dilakukan terus menerus menggunakan siklus petik & jenis petikan tertentu sampai tanaman dipangkas pulang.

Pemetikan produksi yang dilakukan menjelang dipangkas dianggap petikan gendesan, yaitu memetik semua pucuk yg memenuhi kondisi untuk diolah tanpa memperhatikan daun yang ditinggalkan.

Berdasarkan jumlah daun yg ditinggalkan pemetikan produksi bisa dibedakan menjadi:

a)     pemetikan ringan: apabila daun yang ditinggalkan pada perdu sebanyak 1 atau 2 daun di atas kepel, biasanya ditulis dengan rumus k+1 atau k+2 (artinya kepel + satu daun atau kepel + dua daun);

b)     pemetikan sedang: apabila daun yang ditinggalkan pada bagian tengah perdu tidak ada, tetapi pada bagian pinggir perdu ditinggalkan satu daun di atas kepel ( tengah k+0, pinggir k+1).

c)      pemetikan berat: apabila pemetikan tidak meninggalkan daun sama sekali pada perdu di atas kepel (k+0).

Pemetikan umunya dilakukan menggunakan pemetikan sedang dengan bidang petik rata.

 Jenis petikan

Jenis petikan merupakan macam pucuk yg dihasilkan dari pelaksanaan pemetikan. Jenis petikan bisa dibedakan sebagai 3 katagori:

a)     petikan halus: apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko (p) dengan satu daun atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda, biasa ditulis p+1 atau b+1m;

b)     petikan medium: apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua daun, tiga daun muda, atau pucuk burung dengan satu, dua, atau tiga daun muda, ditulis p+2, p+3, b+1m, atau b+2m;

c)    petikan kasar: apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan empat daun atau lebih, dan pucuk burung dengan beberapa daun tua, ditulis p+4 atau lebih, atau b+(1-4t)

Jenis petikan yang dikehendaki umumnya jenis petikan medium menggunakan komposisi 70% pucuk medium, aporisma 10% pucuk halus, dan 20% pucuk kasar.

Daur petik

Daur petik merupakan jangka saat antara satu pemetikan menggunakan pemetikan berikutnya, dihitung pada hari. Panjang pendeknya siklus petik tergantung pada kecepatan pertumbuhan pucuk, yg dipengaruhi sang:

a)   umur pangkas: makin tua umur pangkas, pertumbuhan makin lambat, sehingga daur petik makin panjang;

b)  ketinggian tempat: makin tinggi letak kebun dari permukaan laut, pertumbuhan makin lambat, sehingga daur petik lebih panjang;

c)      iklim: musim kemarau pertumbuhan tunas lebih lambat sehingga daur petik lebih panjang;

d)  kesehatan tanaman: makin sehat tanaman, pertumbuhan makin cepat segingga daur petik makin pendek.

Analisis petikan

Analisis petikan adalah pemisahan pucuk yang berdasarkan pada jenis pucuk atau rumus petik yg dihasilkan menurut pemetikan yang telah dilakukan dan dinyatakan dalam persen. Analisis petikan dilakukan sbb:

-       tiap pemetik dari satu mandor diambil contoh pucuk sebanyak segenggam, dicampur merata kemudian diambil 1 kg;

-       dari 1 kg diambil 200 g untuk dipisah-pisahkan sesuai jenis pucuk (rumus petik) kemudian ditimbang;

-       angka persentase diperoleh dengan membandingkan berat dari kelompok pucuk yang bersangkutan dengan berat total pucuk contoh, dikalikan 100%, misal diperoleh hasil sbb:

p+1    = 0%

b+1m = 5%

p+2m = 5 %

b+2m = 15%

p+2    = 10%

b+3m = 20%

p+3m = 20%

b+1t   = 5%

p+3    = 10%

b+2t   = 0%

p+4    = 10%

b+3t   = 0%

p+5    = 0%

b+4t   = 0%

= 55%

= 45%

-       dari contoh analisi tersebut diperoleh:

p+2m = 5 %

p+2    = 10%

p+3m = 20%

b+1m = 5%

b+2m = 15%

b+3m = 20%

= 70%

-       angka hasil contoh pemisahan pucuk 70% menunjukkan bahwa petikan tersebut termasuk petikan medium.

Manfaat/kegunaan analisis petikan:

a)  menilai kondisi tanaman, tanaman yang kurang sehat ditandai oleh banyaknya persentase pucuk burung;

b)    menilai ketepatan pelaksanaan petikan (daun petik maupun cara pemetikan), daur petik yang panjang ditandai oleh besarnya persentse pucuk kasar, sebaliknya daur yang pendek meningkatkan persentase pucuk halus;

c)      menilai keterapilan pemetik, yang kurang terapil akan terpetik pucuk-pucuk diluar ketentuan.

Analisis pucuk

Adalah pemisahan pucuk yg pada dasarkan dalam bagian belia & tua yg dinyatakan dalam persen, dan berdasarkan dalam kerusakan yg juga dinyatakan dalam %. Analisis pucuk dilakukan sbb:

-  tiap pemetik dari satu mandor diambil contoh pucuk sebanyak segenggam, dicampur merata kemudian diambil 1 kg;

-  dari 1 kg diambil 200 g untuk dipisah-pisahkan bagian yang muda dengan yang tua berdasarkan rumus petik, kemudian ditimbang;

-  sasaran angka analisis pucuk adalah 70% atau lebih bagian muda, serta kerusakan kurang dari 10%.

Kriteria

Rumus petik

Persentase

muda

p+1m, p+2m, p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m,

70%

tua

b+1t, b+2t, b+5t

30%

kerusakan

lembaran, daun+tangkai

10%

Kegunaan analisis pucuk:

a)        menilai kondisi pucuk yang akan diolah;

b)       menentukan harga pucuk;

c)        memperkirakan persentase mutu teh jadi yang akan dihasilkan.

Sumber:

PPTK Gambung, 2006. Petunjuk kultur teknis tumbuhan teh. Edisi ketiga. PPTK, Gambung,

PusatPenelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010. Budidaya dan Pasca Panen Teh. Pusat Penelitian dan PengembanganPerkebunan, Badan Litbang Pertanian

Artikel terkait:

-Video Presentasi Budidaya Teh

-Mengenal Hama dan Penyakit Pada Tanaman Teh

-Jenis Teh & Manfaatnya

Posted in: Budidaya Teh

0 Response to "Mengenal Cara Budidaya Tanaman Teh (3) | Kebunku"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel