TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KOPI (2) | Kebunku

PENANAMAN

1. Jarak tanam

Jarak tanam untuk flora kopi bervariasi tergantung jenisnya. Kopi Robusta 2,lima m x 2,5 m; 2,5 m x dua,75 m; atau dua,75 m x 2,75 m; Arabika dua m x dua,5 m atau 2,5 x 2,5 m; Arabika kate 1,25 m x dua m atau 1,5 m x 2 m; Excelsa 2,75 m x dua,75 m

Pembuatan lubang tanam dilakukan tiga - 6 bulan sebelum penanaman, berukuran 60 x 60 x 60 centimeter atau 75 x75 x75 cm atau 100 xlOOxlOO centimeter. Lubang tanam ditutup 2 - 4 minggu sebelum tanam.

Tiga. Bibit siap tanam

• Asal biji (zailing), umur < 1 tahun belum/sudah bercabang, atau sudah di stum 3 - 4 bulan;

? Asal sambungan, umur 3 - 4 bulan atau umur 8 bulan

? Asal setek, umur 8 - 1 0 bulan.

PEMELIHARAAN

1. Penyulaman

Penyulaman dilakukan buat mengubah tanaman yg pertumbuhannya kurang baik atau mati, saat penyulaman dalam awal dan akhir trend hujan sampai tumbuhan teriihat rimbun. Bibit yg digunakan dipilih bibi yg baik menggunakan perawatan yg baik.

Dua. Mengerjakan tanah/mendangir

Tujuannya agar peredaran udara & air berjalan dengan baik. Untuk tumbuhan belia dilakukan dengan cara mencangkul tipis/mengecrok pada sekellling btg dengan jeda 30 cm menurut batang. Pengecrokan berikutnya diperdalam & diperiebar jaraknya sesuai menggunakan perkembangan umur tumbuhan. Pengecrokan dilakukan 2 kali pada setahun, dalam permulaan demam isu kemarau dan permulaan ekspresi dominan penghujan.

1. Pemupukan

Adalah penambahan bahan organik atau anorganik pada tanah/flora dengan tujuan buat menyedlakan unsur-unsur hara yg diperlukan sang flora. Waktu pemupukan; awal & akhir trend hujan, masing-masing ? Takaran

Dosis pupuk sbb:

Umur

g/ph/th

Urea

TSP

KCl

1

2 x 25

2 x 20

2 x 20

2

2 x 50

2 x 40

2 x 40

3

2 x 75

2 x 40

2 x 60

4

2 x 100

2 x 40

2 x 80

5-10

2 x 150

2      x 60

2 x 120

>10

2 x 200

2 x 80

2 x 160

2. Pemangkasan

Pemangkasan merupakan pemotongan bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki supaya tanaman tumbuh sehat, kuat, pertumbuhan vegetatif dan generatifnya seimbang sehingga tumbuhan lebih produktip.

Tujuan pemangkasan: memperoleh pohon yang rendah sebagai akibatnya memudahkan pemeliharaan dan panen; mendapatkan cabang baru yg produktif secara kontinyu; mengatur letak, umur, dan bentu dari cabang produktif; cahaya gampang masuk ke tajuk tumbuhan, memperlancar aliran udara dan mengurangi kelembaban; membuang cabang-cabang tua, cabang kering, cabang sakit, cabang cacing, cabang kembali & wiwilan.

Sistem pemangkasan

1) Pemangkasan berbatang tunggal

(a) Pangkasan bentuk, dilakukan pada tanaman muda yang belum menghasilkan atau pada tanaman muda hasil rejuvinasi yang berumur 1 - 2 tahun, dengan cara memenggal batang. Untuk tanaman yang sehat, pemenggalan dilakukan sekaligus pada ketinggian 180 cm, serta penyunatan cabang primer pada ruas ke 3 masing-masing pada ketinggian (1) 70 - 80 cm, (2) 120 cm, dan (3) 180 cm.  Untuk tanaman yang kurang sehat pemangkasan dilakukan secara bertahap sbb: setelah batang mencapaf ketinggian 100 cm, satu cabang primer dipotong pada ruas ke 3 pada ketinggian 70 - 80 cm; setelah tanaman mencapai ketinggian 120 cm, dilakukan pemenggalan batang pokok pada ketinggian 120 cm, serta penyunatan cabang primer pada ketinggian 120 cm; selama 1 - 2 tahun tanaman wiwilan yang tumbuh dibuang, setelah tanaman tumbuh kuat, salah satu wiwilan dibiarkan tumbuh sebagai bayoney; setelah bayonet mencapai ketinggian 180 cm dilakukan pemenggalan, dlikuti penyunatan cabang primer pada ketinggian 180 cm.

(b) Pangkasan produksi, dilakukan pada tanaman yang telah menghasilkan, terdiri dari:

(1) Pemangkasan ringan (wiwil halus dan wiwil kasar)

Wiwil halus dilakukan 3 bulan sehabis panen & diulang tiga bulan kemudian dilakukan dengan membuang cabang pulang, cabang liar, cabang kering, & cabang sakit. Wiwil kasar, dilakukan setiap bulan pada musim hujan atau setiap 2 bulan pada demam isu kering, untum membuang/mematahkan wiwilan yg nir dipertukan.

(2) Pemangkasan berat (pangkasan lewat panen)

Adalah kegiatan pemangkasan yg dilakukan secara serentak, yaitu mewiwil, memotong cabangobang yang tidak berguna, cabang kemarau/terseranghama/penyakit, dan cabang yang tidak produktif, dilakukan setelah panen.

(tiga) Pemangkasan rejuvinasi

Pada biasanya dilakukan dalam tanaman tua yang kurang produktif akan tetapi masih memiliki perakaran yang bertenaga.

Macam-macam rejuvinasi:

(a) Menurut jumlah pohon:

- rejuvinasi total, jika seluruh pohon pada suatu areal/blok direjuvinasi

- rejuvinasi selektif, dilakukan selektif terhadap pohon yg telah rusak/tua;

- rejuvinasi sistematiss, dilakukan secara bertahapdan sistematis.

(b) Menurut bagian flora yang direjuvinasi:

- rejuvinasi batang, batang ditunggulkan setinggi 50 cm, kemudian ditimbuhkan wiwilan  1 - 2 wiwilan untuk dipelihara, bisa untuk disambung atau tidak.

- rejuvinasi cabang, merejuvinasi cabang-cabang tua

Rejuvinasi dilaksanakan pada akhir panen akbar, akhir ekspresi dominan kemarau atau menjelang musim hujan.

Dua) Pemangkasan berbatang ganda

(a) Pemangkasan bentuk

Pada sistem pemangkasan berbatang ganda ganda dilakukan untuk menciptakan tunggul penyangga guna menumbuhkan beberapa batang di atasnya.

Batang ganda diperoleh menggunakan jalan:

1) memelihara wiwilan;

dua) menanam/mecondongkan btg ? 45 0 sehingga mendorong buat tumbuhnya wiwilan;

3) merundukan btg buat menumbuhkan wiwilan;

4) menunggul/memotong btg pokok (buat tanaman tua) dalam ketinggian 50 centimeter.

(b) Pemangkasan produksi

Pada sistem pemangkasan berbatang ganda bertujuan untuk meremajakan batang dan berfungsi juga sebagai pemangkasan rejuvinasi;

Macam-macam pemangkasan produksi pada pemangkasan btg ganda:

(1) Sistem Hawaii (Fukunaga): setiap tanaman dibentuk berbatang 4 menggunakan umur yg berbeda, peremajaan dimulai dari batang tertua dengan memotong batang ? 10 cm dari pangkal batang, dst.

(2) Sistem Beaumont Fukunaga 1.3.Dua.4 (BF 1.Tiga.2.4) : diterapkan dalam tumbuhan dalam baris yg teratur, tanaman dlkelompokan pada blok yg terdirl dari 4 baris. Peremajaan dilakukan baris demi baris mulai baris 1 dilanjutkan baris 3, pulang ke baris dua, terus ke baris 4, dst.

3. Pengaturan naungan

Naunga permanen diatur melalui pemangkasan dengan tujuan :

(a) Mengatur masuknya sinar surya sebagai akibatnya cukup buat merangsang pembentukan primordia bunga yg terbentuk pada akhir isu terkini hujan dan awal demam isu kemarau;

(b) Mempermudah peredaran peredaran udara dalam pertanaman yg krusial buat penyerbukan;

(c) Mengurangi kelembaban udaraselama demam isu hujan sebagai akibatnya mengurangi jumlah butir yg gugur dan menghidari pertumbuhan cabang yang lemah.

Pengaturan naungan dilakukan dengan pemangkasan yang terdiri atas:

(1) Pemangkasan bentuk, diusahakan agar tinggi percabangan naungan ? Dua kali tinggi pohon kopi supaya sirkulasi udara lancar. Untuk tanaman kopi dewasa, tinggi percabangan naungan antara tiga - 3,5 m. Letak cabang wajib menyebar agar mahkota lebih melebar & memberi cahaya difus.

(2) Pemangkasan pengaturan, terdiri atas :

1) Pemenggalan, dilakukan dalam awal ekspresi dominan hujan dengan memotong batang 50 % berdasarkan jumlah pohon naungan; berganti-ganti baik secara larikan atau silangan.

Dua) Rempesan, cabang naungan yg tumbuh selama trend hujan harus dirempes (dipotong) dalam akhir isu terkini hujan buat merangsang pembentukan primordia bungan.

4. Pengendalian hama dan penyaktt

1) Hama

Jenis hama

Bagian yang diserang

Pengendalian

Nematoda:

Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis

Akar

Kultur teknis: rotasi tumbuhan, pembuatan parit penghafang

Kimia: nematisida Curater 3G, Rhocap 10G,Vydate 100AS, dsb

Penggerek buah:

Hypothenemus hampei

Buah

Kultur teknis: memetik buah yang terjangkit, pengaturan naungan.

Biologi: parasitoid Cephalonomia stephanoderis

Kutu dompolan

Planococcus citri

Buah & bunga

Kultur teknis: pengaturan naungan

Biologis: predator Nephus roepkei

Kimia: Poxindo 50 WP, Supracide 40 EC, dsb

Penggerek batang:

Zeuzera coffeae; Xytosandrus spp.

Cabang & batang

Mekanis: memotong cabang yg terserang

2) Penyakit

Jenis penyakit

Bagian yang diserang

Pengendalian

Karat daun

Hemileia vastatrix

Daun

Kultur teknis: varitas resisten, pengaturan

naungan.

Kimia : fungisida Cupravit OB 21, Bayleton 250 EC, Anvil 50 EC, dsb

Bercak daun

Cercospora coffeicola

Daun

Kultur teknis: pengaturan naungan

Kimia: fungisida Bavistin 50 WP, Cupravit OB 21, Dithane M 45 80 WP, Delsene MX 200

Jamur upas

Corticium salmonicolor

Cabang dan ranting

Mekanis: cabang sakit dipotong

Kimia; fungisida Calixin RM, Copper Sandoz, dsb

Busuk butir & Cabang

Corticium salmonicolor

Buah & Cabang

Mekanis: memtik butir yang sakit

Kimia: fungisida Delsene MX 200, Dithane M 45-80 WP, Copper sandoz.

Jamur akar

Fomes noxius comer

Fomes lamaoensis

Akar

Mekanis: membongkar tanamansakit

Rebah btg

Rizocktonia solani

Pangkal batang

Kultur teknis: mengurangi kelembaban

Kimia: fungisida Delsene MX 200, Dithane M 45-80 WP, Cupravit OB 21.

PANEN

Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah masak. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe).

Kematangan butir kopi juga bisa dipandang menurut kekerasan & komponen senyawa gula di dalam daging buah. Buah kopi yang masak memiliki daging butir lunak dan berlendir dan mengandung senyawa gula yang nisbi tinggi sehingga cita rasanya manis. Sebaliknya daging butir muda sedikit keras, nir berlendir & cita rasanya nir manis lantaran senyawa gula masih belum terbentuk maksimal . Sedangkan kandungan lendir dalam buah yg terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.

Tanaman kopi tidak berbunga serentak pada setahun, karenanya ada beberapa cara pemetikan :

1) Pemetikan selektif dilakukan terhadap butir masak.

Dua) Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan butir masak.

Tiga) Secara lelesan dilakukan terhadap butir kopi yang gugur lantaran terlambat pemetikan.

4) Secara racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.

Posted in: Budidaya Kopi

0 Response to "TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KOPI (2) | Kebunku"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel