InilahMENCEGAH FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA / AI)

Flu burung atauAvian Influenza (AI) adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh virus influenza type A sub type H5N1 dan bersifat zoonosis artinya penyakit yang menular antar hewan dan bisa menular ke manusia atau sebaliknya. Virus influenza terdiri dari type A, type B, dan type C. Virus influenza type B dan type C bisa menyerang manusia dan tidak menyerang hewan, sementara virus influenza type A menyerang hewan dan dapat menular ke manusia.

SIFAT VIRUS

1.Virus flu burung hidup pada saluran pencernaan unggas dan bisa menyerang berbagai sistem dalam tubuh unggas (sistem pernafasan, sistem syaraf, sistem peredaran/peredaran darah).

2.Umumnya menyerang unggas yg diternakan/dipelihara secara missal (ayam, puyuh, itik, burung), babi, kucing, harimau, kuda, anjing laut.

3.Virus mampu bertahan hidup di air hingga 30 hari pada suhu 0 0C dan selama 4 hari pada suhu 220C.

4.Kelemahan virus : virus mudah mati oleh suhu panas, kekeringan, sinar ultra violet, berbagai disinfektan yang umum dilapangan seperti deterjen, bahan yang mengandung formalin, yodium, chlorine, dan fenol. Virus akan cepat mati pada pemanasan 800C selama 30 menit dan 1000C selama 15 – 20 menit.

5.Masa inkubasi 1 ? 3 hari dan dapat menyebabkan kematian dalam ketika 1 minggu.

CARA PENULARAN FLU BURUNG

Penularan flu burung antar ternak :

1.Melalui kotoran unggas

Dalam kotoran unggas virus sanggup bertahan hayati relatif lama . Pada waktu kotoran ini mengering maka akan bercampur dengan udara maka akan terhirup unggas lain atau manusia. Kotoran unggas yg melekat dalam alat-alat kandang, dinding kandang, rak telur, dan pula yang menempel dalam telur merupakan wahana lain buat penularan & penyebaran virus.

2.Melalui lendir yang keluar dari hidung dan mata

Lendir yg menular berdasarkan hidung dan mata bisa mengkontaminasi loka makan & minum unggas, jua bisa mengotori sangkar dan peralatannya.

3.Melalui sepatu/pakaian yang tercemari virus

4.Melalui air yang tercemar

Pencucian alat-alat ternak dalam air sungai yg mengalir beresiko membuatkan/menularkan virus lantaran boleh jadi virus akan terbawa sang aliran air ke tempat lain.

5.Melalui penjualan dan lalu lintas unggas

6.Melalui burung-burung liar

Penularan menurut hewan ke insan

Dari unggas virus penyebab flu burung bisa eksklusif melompat menular ke insan, ad interim menurut hewan lainnya belum ditemukan masalah penularan ke manusia. Flu burung hanya bisa menular ke insan apabila manusia tersebut menghirup udara yang bercampur menggunakan feses kering dari unggas yg terserang flu burung atau melalui kontak eksklusif menggunakan kotoran ayam/cairan yg keluar berdasarkan unggas yang terinfeksi flu burung.

Penularan melalui telur

Tidak menutup kemungkinan kotoran kemarau yang menempel dalam telur tersebut berasal dari unggas yg terinfeksi virus flu burung. Jika telah memegang telur yg demikian, sebaiknya segera mencuci tangan dengan alkohol. Telur harus dimasak sampai matang dan hindari mengkonsumsi telur setengah matang, karena dikhawatirkan virus yang masih hidup.

Penularan antar manusia

Hingga ketika ini tidak ditemukan kasus yang menunjukkan bahwa flu burung bisa menular antar insan, tetapi demikian kewaspadaan permanen diharapkan. Penggunaan masker pada saat merawat pasien yg infeksi flu burung adalah prosedur standar yang nir sanggup diabaikan.

GEJALA-GEJALA KLINIS FLU BURUNG

Gejala-gejala flu burung sangat mirip menggunakan tanda-tanda ND velogenik (ND paling ganas). Gejala-tanda-tanda klinis ternak unggas yg menderita flu burung adalah sebagai berikut :

1.Keluar cairan berdasarkan hidung dan mata

2.Jengger, pial, serta kulit perut yang nir ditumbuhi bulu berwarna biru keunguan.

3.Terjadi pembengkakan pada kurang lebih kepala & muka.

4.Batuk, bersin, dan ngorok

5.Diare

6.Pendarahan titik pada wilayah dada, kaki, & telapak kaki

7.Pendarahan pada bawah kulit (sub kutan).

8.Terjadi kematian.

LANGKAH PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

Berdasarkan peraturan menteri pertanian No. 50/Permentan/OT.140/10/2006 lepas 17 Oktober 2006 tentang panduan pemeliharaan unggas di pemukiman maka bagi warga yg berada pada pemukiman yg memelihara atau yang pernah memelihara perlu memperhatikan persyaratan menjadi berikut :

Masyarakat yang memelihara unggas :

1.Mempergunakan huma pemeliharaan yg letaknya terpisah menurut pemukiman & kotoran serta limbah yang didapatkan nir mencemari lingkungan.

2.Tidak membiarkan unggasnya berkeliaran bebas (dikandangkan)

3.Menempatkan sangkar/sangkar secara terpisah tempat tinggal , menggunakan aliran/ventilasi udara yang relatif

4.Memisahkan unggas yang berlainan jenis (species) seperti ayam, burung, itik, angsa, maupuin menggunakan unggas lainnya.

Lima.Membersihkan residu pakan & air minum supaya tidak mengundang kedatangan burung-burung liar.

6.Membersihkan kandang dan peralatan kandang setiap hari dan semprot dengn disinfektan secara terpola.

7.Menjaga kandang dan alas kandang harus selalu dalam keadaan kemarau.

8.Menggunakan pentup verbal & hidung (masker), serta sarung tangan pada waktu merawat/menangani unggas peliharaan.

9.Membersihkan tangan & kaki/alas kaki menggunakan air memakai sabun/antiseptic sesudah terselesaikan menangani unggas.

10.Memisahkan unggas yg baru datang selama 7 hari.

11.Menghindarkan anak dan lansia kontak dengan unggas peliharaan.

Masyarakat yang pernah memelihara unggas :

1.Membersihkan kandang & peralatan sangkar yg sudah tidak terpakai, serta menyemprotkan dengan disinfektan.

Dua.Membersihkan lingkungan kurang lebih sangkar.

Tiga.Membakar sisa kotoran & sisa bahan dan peralatan yang tidak sanggup disuci hamakan.

4.Jika kandang yang sudah dikosongkan akan dimanfaatkan kembali (restocking) maka pengisian sangkar baru dapat dilakukan balik sekurang-kurangnya dua bulan sehabis kandang dilakukan pengosongan, & unggas dari berdasarkan wilayah yang bebas avian influenza (AI) atau yg telah mendapat vaksinasi avian influenza (AI)

5.Melaksanakan tindakan dekontaminasi/disinfeksi dan deposal.

TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN APABILA TERJADI KASUS FLU BURUNG

Apabila unggas yg dipelihara memberitahuakn gejala sakit atau terjadi kematian unggas yang mendadak pemelihara wajib segera melakukan tindakan sebagai berikut :

a.Melapor kepada dokter fauna atau kepala dinas yg membidangi fungsi peternakan & kesehatan fauna atau aparat/pamong setempat.

B.Membakar dan mengubur bangkai unggas, bulu, sisa kotoran, sisa pakan, alas kandang pada bawah supervisi petugas yang berwenang.

C.Melarang membuang bangkai unggas peliharaan pada tempat sampah, kebun, sungai, atau memanfaatkannya menjadi pakan fauna atau ikan.

D.Menghindari hubungan menggunakan unggas yang meninggal.

E.Melakukan disinfeksi atau mensucihamakan seluruh perlatan dan sangkar bekas kontak unggas yang mangkat

f.Melakukan penyemprotan menggunakan disinfeksi dalam seluruh kandang dan lingkungan tempat tinggal tinggal.

G.Membakar bahan/peralatan yang nir dapat didisinfeksi/disucihamakan.

H.Mencuci tangan & segera mandi menggunakan menggunakan sabun selesainya terjadi hubungan dengan unggas sakit atau mati.

I.Mencuci pakaian yang dikenakan yang sudah hubungan menggunakan unggasa sakit/meninggal menggunakan deterjen.

Daftar Pustaka :

Atmawinata, Edi. 2006.Kiat Bebas Flu Burung. Yrama Widya, Bandung.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang. 2006.Ringkasan Peraturan Menteri  Pertanian tentang Pedoman Pemeliharaan Unggas di Pemukiman. Ungara

0 Response to "InilahMENCEGAH FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA / AI)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel