Mengenal Hama dan Penyakit Pada Tanaman Teh | Kebunku

Hama & penyakit dalam tanaman teh sampai waktu ini masih adalah kasus, lantaran mengakibatkan kehilangan output yg tinggi & berpengaruh terhadap pencapaian sasaran produksi.

Usaha dalam menekan kehilangan hasil akibat gangguan hama dan penyakit perlu mendapat perhatian khusus dalam usaha pengendaliannya.  Berikut ini diuraikan beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman teh beserta cara pengendaliannya.

A. Hama

1. Kepik pengisap daun teh (Helopeltis spp.)

Helopeltis antonii dan Helopeltis theivora, Famili Miridae, Ordo Hemiptera.

Kepik pengisap daun atau Helopeltis menyerang pucuk daun muda. Kepik ini menusuk dan mengisap daun teh sehingga menjadi bercak-bercak hitam. Serangan pada ranting dapat menyebabkan kanker cabang

Serangga betina meletakkan telu kira-kira 80 butir. Telurdimasukkan ke urat daun teh atau cabang pucuknya secara tersembunyi untuk menghindari serangan predator. Telur juga dimasukkan ke dalam ujung cabang hijau yang baru dipangkas. Nimfa (“mikung”) berwarna oranye kemerah-merahan. Dewasa (“indung”) berwarna hitam-putih menjadi hitam-merah untuk antonii atau hitam-hijau untuk theivora. Helopeltis dewasa mempunyai tiang kecil seperti jarum yang menonjol dari tengah punggungnya (thorax). Jangka hidup nimfa dari menetas sampai dewasa adalah 3 sampai dengan 5 minggu, sedangkan serangga dewasanya bisa sampai 2 minggu.

Pengendalian: Melakukan pemetikan dengan daur petik 7 hari, pemupukan berimbang, sanitasi, mekanis. Helopeltis ini memiliki banyak musuh alami seperti laba-laba lompat, belalang sembah, capung dan predator lain sebagai agen pengendalian hayati.

Dua. Ulat penggulung daun

Homona coffearia, Famili Tortricidae, Ordo Lepidoptera

Ulat penggulung daun membuat loka berlindung pada daun teh; caranya dengan menyambungkan dua (atau lebih) daun beserta-sama menggunakan benang sutra, atau menggunakan menggulung satu daun kemudian menyambungkan pinggirnya. Daun yang terjangkit tidak dapat dipetik sebagai output panen teh.

Ngengat Homona mengeluarkan telur yang berbentuk datar. Telur tersebut tersusun dalam kelompok yang berbaris-baris di atas permukaan daun teh. Larva yang menetas akan mulai memakan daun teh muda sehingga mengurangi hasil panenan karena daun tersebut yang dimanfaatkan manusia. Setelah larva tumbuh hingga panjangnya 18-26 mm, dia menjadi kepompong, kemudian ia keluar sebagai ngengat dewasa. Ngengat aktif hanya malam hari.

Pengendalian: Secara mekanis, melepas musuh hayati seperti Macrocentrus homonae, dan Elasmus homonae.

3. Ulat jengkal (ulat kilan)

Hyposidra talaca , Ectropis bhurmitra dan Buzura suppressaria, Famili Geometridae, Ordo Lepidoptera.

Ulat jengkal menyerang daun, pupus daun dan pentil teh. Serangan berat menyebabkan daun berlobang dan pucuk tanaman gundul, sehingga tinggal tulang daun saja. Ketiga jenis ulat jengkal tersebut dapat makan bermacam tanaman lain selain teh. Ulat Hyposidra talaca dapat memakan tanaman kopi, kakao, kina, Aleurites, jambu klutuk, rami dan beberapa jenis kacang-kacangan. Ectropis bhurmitra bisa memakan pohon kina, gambir, kakao, jerukpisang, kacang tanah, singkong dan Sambucus. Ulat Buzura suppressaria dapat memakan mangga, Aleurites, Eucalyptus, Litchi dan jambu biji. Jenis-jenis tanaman yang merupakan tanaman inang untuk ulat jengkal ini sebaiknya tidak ditanam di kebun teh, karena keberadaannya akan membantu hama ini berkembang-biak.

Ngengat betina bertelur (tempatnya tergantung spesies). Setelah menetas, larva (ulat) memakan daun teh. Setelah berganti kulit beberapa kali, ulat sebagai kepompong. Akhirnya dewasa (ngengat) keluar berdasarkan kepompong dan kawin.

Pengendalian: Dengan menjaga kebersihan kebun, memusnahkan ulat/kepompong setiap kali memetik teh, & memakai pestisida nabati. Pengendalian menggunakan cara hayati merupakan cara yang amat penting, dan akan berjalan sendiri jika musuh alami tersedia & dilestarikan.

4. Ulat penggulung pucuk

Cydia leucostoma, Famili Tortricidae, Ordo Lepidoptera

Ulat penggulung pucuk menyerang bagian tanaman teh yang akan dipanen oleh petani, jadi hama ini memiliki potensi relatif akbar buat merugikan petani. Ulat tadi menggulung daun pucuk menggunakan menggunakan benang-benang halus buat mengikat daun pucuk sehingga tetap tergulung. Cara dia menggulung daun cukup khas.

Ngengat betina bertelur menggunakan meletakkan satu atau 2 telur per daun teh, umumnya pada daun yg matang di bagian atas flora teh. Setelah larva (ulat) menetas, dia berjalan ke pucuk dan masuk ke dalamnya. Setelah masuk, beliau mulai makan. Ulat yg baru menetas hanya bisa hayati lama pada dalam pucuk. Biasanya masih ada hanya satu ulat per pucuk. Ulat secara sedikit demi sedikit membuat semacam sarang dan makan berdasarkan dalamnya. Dua hari sebelum menjadi kepompong, ulat berhenti makan dan mulai melipat daun di pinggirnya. Dalam lipatan daun, ulat membuat kokon putih. Dewasa (ngengat) keluar berdasarkan kepompong pada siang hari, umumnya antara jam 8:00 dan 15:00. Ngengat kawin dalam pagi atau malam.

Pengendalian: Secara mekanis, hayati dengan melepas musuh alami Apanteles

5. Ulat api (Setora nitens, Parasalepida, Thosea)

Ulat api badan berbulu menggunakan panjang sekitar dua,lima centimeter. Ulat ini menyerang bagian daun yang belia dan tua. Serangan hama bisa menyerang sepanjang tahun dan terberat dalam demam isu kering. Daur hidup ulat barah buat fase telur 7 hari, ulat 6 minggu, kepompong 3 minggu dan dewasa 3-12 hari. Kerugian tumbuhan teh lantaran ulat memakan daun pucuk sebagai akibatnya produksi berkurang. Cara mengendalikan ulat bisa dilakukan secara mekanis dengan mengumpulkan kepom-pong sebagai akibatnya produksi berkurang, cara mengendalikan dapat dilakukan secara mekanis yaitu mengumpulkan kepompong, menggunakan cara biologi dengan parasit Rogas, Wilt dieses yang ditimbulkan sang virus & penggunaan insektisida sinkron dengan rekomendasi.

Pengendalian: Secara mekanis, biologi menggunakan melepas parasit

6. Tungau kuning

Polyphagotarsonemus latus, Famili Tarsonemidae, OrdoAcarina

Tungau kuning merupakan tungau mini sekali, menggunakan panjang badan yg biasanya 0,25 mm. Tungau kuning berkaki delapan.Tungau ini umumnya terlihat dalam permukaan bawah menurut pucuk belia dan juga di tunas. Tungau ini muncul dalam pucuk belia, khususnya di pohon teh yg baru dipangkas. Tungau menggali lobang pada bagian atas tanah dan masuk ke lobang itu sampai hanya bisa terlihat atas badannya. Serangannya lebih generik terjadi dalam musim hujan. Tungau ini dimangsa oleh musuh alami efektif. Musuh alami itu pula semacam tungau kuning. Tungau kuning musuh alami itu berkaki lebih panjang & larinya lebih cepat daripada tungau kuning hama tersebut.

Betina tungau kuning membuat 25 telur. Telurnya kecil sekali dan beredar secara terpisah pada bagian atas daun, ranting, bunga, dan tempat lain pada tumbuhan teh. Telur menetas & larva keluar berkaki enam. Larva berganti kulit & menjadi nimfa, yang berkaki delapan. Setelah berganti kulit beberapa kali sebagai dewasa. Betina dapat bertelur tanpa kawin.

Pengendalian: Secara mekanis, pengendalian gulma, pemupukan berimbang, predator Amblyseius

7. Tungau jingga (Brevipalpus phoenicis)

Hama ini menyerang daun tua dalam bagian bawah daun. Pada awal agresi terjadi becak-becak mini pada pangkal daun dimana tungai ini membangun koloni. Serangan selanjutnya tungau akan menyerang sampai ke ujung daun sebagai akibatnya daun berwarna kemerahan dan mengering. Serangan hama ini bisa terjadi sepanjang tahun terutama musim kemarau. Kerugian yg ditimbulkan membuahkan dalam daun tua yang rontok sebagai akibatnya tertinggal ranting-ranting tumbuhan. Dari segi siklus hayati hama ini, bentuk telurnya 14 hari, larva lima hari, protonin 6 hari, deutonin 7 hari, dan dewasa mencapai 33 hari. Selain flora teh, hama ini dapat hidup pada antara gulma khususnya yg berdaun lebar.

Pengendalian: Secara mekanis, pengendalian gulma, pemupukan berimbang, predator Amblyseius

8. Empoasca sp.

Hama ini sebenarnya hama utama pada tanamankapas. Akibat impak lingkungan waktu ini menyerang jugatanaman teh. Serangan terdapat dalam pucuk & daunmuda menggunakan cara mengisap cairan daun. Bertelurpadapagi & sore hari, serta menetas lebih kurang 6 hari. Stadianimfalamanya lebih kurang 15 hari menggunakan 4 instar yang hidup dibawah daun. Tanaman inang hama ini seperti: leguminosa,pupuk hijau, dadap, cabai, dll. Pengendalian bisa dilakukandengan insektisida dan sanitasi sarana panen.

B. Penyakit

1. Cacar daun (Exobasidium vexans Massee)

Penyakit cacar daun teh yang disebabkan oleh jamur E. vexans dapat menurunkan produksi pucuk basah sampai 50persen karena menyerang daun atau ranting yang masihmuda. Umumnya serangan terjadi pada pucuk peko, daunpertama, kedua dan ketiga. Gejala awal terlihat bintik-bintikkecil tembus cahaya, kemudian bercak melebar denganpusat tidak berwarna dibatasi oleh cincin berwarna hijau,lebih hijau dari sekelilingnya dan menonjol ke bawah. Pusat bercak menjadi coklat tua akhirnya mati sehingga terjadilobang.

Penyakit beredar melalui spora yg terbawa angin,serangga atau manusia. Perkembangan penyakitdipengaruhi oleh kelembaban udara yang tinggi, angin,ketinggian lokasi kebun dan sifat tumbuhan.Banyaknya bulu daun pada peko bisa mempertinggiketahanan terhadap penyakit cacar.

Pengendalian penyakitdilakukan dengan pengaturan naungan agar sinar mataharidapat masuk ke kebun. Pemangkasan teh pada musimkemarau supaya tanaman yang baru dipangkas dapatberkembang karena pada ketika ini cacar teh sulitberkembang. Pengaturan daur petik kurang berdasarkan 9 haridapat mengurangi asal penularan baru karena pucukterserang sudah terpetik. Untuk pencegahan, sebaiknyaditanam klon teh yang tahan terhadap penyakit cacar daun.

2. Penyakit akar

Penyakit akar yang penting pada tanaman teh yaitu:(1) Penyakit akar merah anggur (Ganoderma pseudoferreum);(2) Penyakit akar merah bata (Proria hypolateritia);(3) Penyakit akar hitam (Rosellinia arcuata dan R. bunodes);(4) Penyakit leher akar (Ustulina maxima);(5) Penyakit kanker belah (Armellaria fuscipes).

Kelima penyakit ini menular melalui hubungan akar sakitdengan akar sehat atau melalui benang fungi yangmenjalar bebas dalam tanah atau dalam sampah-sampah pada atas permukaan tanah (jamur kanker belah). Gejala padatanaman terjangkit adalah daun menguning, layu, gugurdan akhirnya flora meninggal. Untuk mengetahuipenyebabnya, harus melalui pemeriksaan akar. Batangtanaman teh terbelah menurut bagian bawah ke atas, kayumenjadi busuk kering & lunak sehingga mudah musnah(penyakit kanker belah). Unsur yang mempengaruhipenyebaran penyakit adalah ketinggian tempat,jenis/syarat tanah & jenis pohon pelindung.

Pengendalian dilakukan dengan penanaman pohonpelindung yang tahan, membongkar tanaman teh yangterserang, menjaga kebersihan kebun dan pemberianTrichoderma sp. 200 gram per pohon pada lobang bekastanaman yang dibongkar dan tanaman disekitarnya padaawal musim hujan, di ulang setiap 6 bulan sekali sampaitidak ditemukan gejala penyakit akar di daerah tersebut.Tanaman teh disekitarnya diberi pupuk kandang atau pupukorganik.

3. Penyakit busuk daun ( Cylindrocladium scoparium dan Glomerella cingulata)

Penyakit busuk daun disebabkan oleh C. Scopariumdan G. cingulata yang menyerang tanaman teh dipesemaian, dapat mengakibatkan matinya setek teh. Bibitterserang, timbul bercak-bercak coklat pada daun induknya,dimulai dari bagian ujung atau dari ketiak daun.

Padaserangan lanjut, daun induk terlepas berdasarkan tangkai, akhirnyasetek mengering /meninggal.Serangan lain dimulai menurut ujung tunas,kemudianmeluas ke bawah akhirnya semua tunas mengering.Penyebaran penyakit melalui konidia yg dapat bertahanlama di pada tanah.

Pencegahan penyakit dilakukan menggunakan mengaturkelembaban di pesemaian & membuat parit penyalur airuntuk mencegah penggenangan (drainase). Apabiladitemukan gejala, langsung dilakukan penyemprotanfungisida hubungan yg sudah direkomendasikan.

4. Penyakit mati ujung ( Die back )

Penyakit mati ujung disebabkan oleh jamur Pestalotia theae yang menyerang tanaman terutama melalui luka ataubagian daun yang rusak. Gejala pada daun dimulai bercakkecil berwarna coklat, kemudian melebar. Pusat bercakkeabu-abuan dengan tepinya berwarna coklat. Dapatmenyerang ranting yang masih hijau, dengan gejala samaseperti di daun. Serangan jamur dapat menjalar sampai ketunas sehingga ranting dan tunas mengering.Pemetik teh mempunyai peranan dalam menyebarkanjamur. Penyakit ini akan timbul pada tanaman yang lemahkarena kekurangan unsur hara (N dan K), pemetikan yangberat, kekeringan, angin kencang dan sinar matahari yangkuat.

Pengendalian dilakukan menggunakan pemeliharaan kondisitanaman yg baik yaitu pemupukan berimbang,membuang bagian tumbuhan yg terinfeksi & pengaturannaungan sehingga bidang petiknya tidak terkena sinarmatahari langsung.

5. Penyakit Kurang Penting

Penyakit lain yang tergolong kurang penting pada tanaman teh diantaranya: (a) Jamur akar coklat (Fomas noxius); (b) Jamur leher akar (Ustulina maxima); (c) Jamur busuk akar (Sphaerostilbe repens); (d) Jamur akar hitam (Xylaria thwaitensii)

Fungisida yang dianjurkan buat memberantas penyakit krusial dalam tumbuhan teh bahan aktifnya terdiriatas: tembaga oksiklorida 50%, tembaga hidroksida 77%,bitertanol 30%, triadimefon 25%, tridemorf 75%,propiconasol 25%, klorotalonial 75%, tembaga amoniumkarbonat 8%, methylbromida, natrium metan, tembaga 50%,benomyl, benomyl tiram & mankozeb 80%.

Sumber:Musuh Alami, Hama & Penyakit Tanaman Teh. Direktorat Perlindungan Perkebunan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian, 2002

Posted in: OPT

0 Response to "Mengenal Hama dan Penyakit Pada Tanaman Teh | Kebunku"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel